Keindahan Bukit Ciwaru dan Terasering Sawah Desa Payung, Rajagaluh-Majalengka


22 Februari 2018
Minggu-minggu terakhir di Indonesia

Ketika sampai tempat indah itu. “Ini yakin cuma 20 menitan dari rumah, ada yang kayak beginian yak? Dalam hati.” Kok baru tahu sih. Jangankan yang 20 menitan, yang 10 menitan juga ada tuh Cadas Gantung, Leuwimunding, udah jadi tempat wisata alam. Ya memang alam Majalengka tidak diragukan lagi, hampir setiap daerah memiliki keindahannya tersendiri.

Awalnya hanya ingin mengunjungi terasering Desa Payung, tapi karena kami sudah terlanjur sampai di wisata Ciwaru, jadilah mampir ke sana. Lagian aku belum pernah ke sana juga. Puri bilang, pemandangannya itu seperti efek komputer gitu, seperti tidak nyata. Waw hmm … Jadi penasaran. Setelah memarkir motor. Kami bergegas naik ke bukit Ciwaru. Dengan semangat 45 kamipun tiba di atas bukit dengan cepat. Seperti yang dikatakan Puri, pemandangannya memang menakjubkan, banyak pohon cemara dan seperti biasanya terlihat banyak gunung-gunung. 
Puri di tempat duduk santai

Rumah pohon


Kita bisa berfoto di rumah pohon dan melihat-lihat pemandangan dari atas atau duduk bersantai sambil menikmati indahnya alam. Di sana lumayan terdapat banyak tempat duduk untuk bersantai, tetapi hanya ada tiga jenis rumah pohon, dua di antaranya menyerupai sarang burung dan ada pula yang seperti tempat duduk. 
Rumah sarang burung

Untung di sana hanya ada beberapa orang, jadi bisa berfoto ria tanpa harus ngantri. Oh ya untuk tiket masuk per orang Rp 10.000 dan Rp 5.000 untuk membayar parkir. Ah ya, menurut puri biasanya untuk berfoto di rumah pohon dikenai biaya Rp 3.000, tapi saat itu gratis, mungkin karena bukan akhir pekan.


Terasering padi dilihat dari atas
Ternyata dari atas kita bisa melihat keindahan terasering sawah Desa Payung, Rajagaluh. Akhirnya! Ini yang aku nanti-nanti. Aku pikir perjalanan akan berakhir di Ciwaru saja. Malahan jadi tambah bersemangat untuk ke terasering sawah itu, karena memang dari awal tujuanku ingin ke situ. Kenapa ngebet ingin melihat terasering sawah Desa Payung? Ini semua gara-gara Dono. Bukan Dono Kasino Indro yang di Warkop ya, tapi Dono teman kuliahku di UGM. Dia menandai aku di kolom komentar Instagram „SEASIAIG“ (dibaca se Asia IG) dengan bertanya apakah terasering itu berada di desaku. Melihat foto tersebut akupun langsung terhipnotis langsung ingin ke sana, apalagi memang letaknya yang tak jauh dari tempatku. Aku sering ke Rajagaluh, tapi yang seperti itu baru dilihat sekarang saja.
Indahnya terasering padi di depan jalan menurun

Desa Payung memang sangat berdekatan dengan Bukit Ciwaru. Jadi jika kalian ingin melihat terasering sawah Desa Payung setelah berkunjung ke Ciwaru.  Kalian harus bolek ke arah kanan ketika berada di pertigaan pintu keluar wisata Ciwaru. Di pertigaan itu juga ada petugas, kalian bisa tanya mereka juga, jika bingung. Dari belokan pertigaan tersebut, jalanya sangat menurun, tanpa digas sepeda motor jalan terus, kami hampir takut, kalau sepeda motor akan nyungsep langsung ke sawah. Karena depan kami langsung sawah-sawah.

Terasering padi Desa Payung
Setelah kami tiba di area terasering, aku tak hentinya mengatakan betapa indahnya terasering itu. Bahkan ketika seorang Bapak-Bapak lewat, aku bicara pada dia, kalau terasering tersebut sangat indah. Kebiasan yang gak bisa dihilangkan...
Dan keindahan ini bisa dinikmati dengan gratis, alias gak bayar. Seperti biasanya banyak mengambil foto dan juga beberapa video. Aku gak nyangka banget, keindahannya sudah menandingi terasering Tegallalang, Ubud, Bali. Karena Terasering Tegellalang sering dikunjungi para turis asing, makanya terasering itu yang lebih dikenal. Mungkin wisata alam Majalengka akan lebih dikenal, jika Bandar Udara Internasional Kertajati, Jawa Barat, sudah dioperasikan, yang kebetulan lagi letaknya di Kabupaten Majalengka. Kabarnya Bandar Udara ini akan dioperasikan pertengahan tahun 2018 dan katanya ukurannya lebih besar dibandingkan dengan Soekarno-Hatta. Bisa jadi wisata alam Majalengka akan menarik perhatian turis lokal maupun asing dan juga mungkin akan menjadi aset besar bagi kota Majalengka. Semoga ya! Sambil ngarep gimana gitu.


02.03.2018
Memandang airport yg gersang
Ngomong-ngomong sambil lanjutin selesaiin cerita blog yang ini, aku sedang duduk di Airport Jeddah menunggu pesawat yg menuju ke Jerman. Secara 8 jam transit ya, tapi untung tinggal 5,5 jam lagi. Dan gak kebagian tempat duduk lagi, alhasil harus duduk di atas lantai dengan beralaskan dan juga berselimutkan selendang dari Lombok. Hoho… pasti kainnya nanti akan digunakan dengan baik dan gak akan jadi alas lagi. Janji!

Makasih Mang Kanira kain dari Sasak Lomboknya! 

Tiba-tiba ada sekumpulan wanita cantik seusia ibuku, mereka setengah berkerudung, salah satu dari mereka duduk di sebelahku. Satunya memandangi ke arah laptopku. Rasanya ingin sekali bertanya dari mana mereka berasal. Tapi kalau dari pakaiannya seperti style dari Afrika, mungkin Afrika Utara. Wajah mereka mengingatkanku pada si penyanyi cantik Rihana, posturnya tinggi besar. Kok jadi ngelantur, dari cerita wisata alam ke wanita cantik. 
Sekian dulu ...





Comments

Popular posts from this blog

Sambal Goreng Tempe

Weekly Market

A Letter to Widji Thukul